Program Dukungan dan Implementasi Vaksin FMD dan LSD
“
Informasi Produk
Spesifikasi
- Merek: LiveCorp
- Tipe: Industri Ekspor Ternak Dukungan Vaksin FMD & LSD
Program - Pendanaan: Badan industri nirlaba yang didanai melalui undang-undang
retribusi - Fokus: Peningkatan industri ekspor ternak dalam kesehatan hewan
dan kesejahteraan, efisiensi rantai pasokan, dan akses pasar
Petunjuk Penggunaan Produk
1. Tentang LiveCorp
Perusahaan Ekspor Ternak Australia Terbatas (LiveCorp)
adalah badan industri nirlaba yang berfokus pada peningkatan kinerja
dalam industri ekspor ternak.
2. Pendahuluan
2.1 Wabah Penyakit Mulut dan Kuku serta Penyakit Kulit Berbenjol-benjol di
Indonesia
Penyakit kulit berbenjol-benjol (LSD) dan penyakit kaki dan mulut (FMD)
wabah ini berdampak pada industri peternakan Indonesia.
2.2 Dukungan Vaksin FMD dan LSD bagi Industri Ekspor Ternak
Hibah Program
Program hibah ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas LSD dan FMD
vaksinasi di Indonesia untuk mendukung industri peternakan.
2.3 Keterlibatan Pemangku Kepentingan
LiveCorp bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan untuk mempromosikan dan membimbing
kegiatan proyek.
Tanya Jawab Umum
T: Apa hasil yang direncanakan dari program hibah ini?
A: Hasil yang diharapkan adalah peningkatan efektivitas LSD dan FMD
tingkat vaksinasi di Indonesia bekerja sama dengan mitra.
T: Kapan kegiatan hibah tersebut dilaksanakan?
A: Kegiatan hibah berlangsung dari bulan Desember 2022 sampai dengan bulan Juni
2024.
“
Laporan akhir hibah Program Dukungan dan Pelaksanaan Vaksin FMD & LSD untuk Industri Ekspor Ternak
Perusahaan Ekspor Ternak Australia (LiveCorp) PO Box 1174
Sydney Utara NSW 2059
Desember 2024
Isi
1. Tentang LiveCorp ……………………………………………………………………………………………………………….. 2 2. Pendahuluan ……………………………………………………………………………………………………………… 2 2.1. Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) serta Penyakit Kulit Berkelompok di Indonesia ……………………………………… 2 2.2. Program Hibah Dukungan dan Pelaksanaan Vaksin FMD dan LSD untuk Industri Ekspor Ternak
3 2.3. Keterlibatan pemangku kepentingan……………………………………………………………………………………………………………….. 4 2.4. Manajemen program……………………………………………………………………………………………………… 5 3. Program penggantian biaya vaksinasi FMD dan LSD……………………………………………………………….. 5 3.1 Program berakhirview ……………………………………………………………………………………………………….. 5 3.2 Manajemen aplikasi dan proses penilaian……………………………………………………………….. 6 3.4 Hasil akhir vaksinasi dari program penggantian biaya ……………………………………………….. 7
3.4.1 Pengajuan aplikasi dan klaim……… ...
8 4. Memperkuat Ketahanan Petani Kecil terhadap Ancaman LSD ……………………………………… 8 4.1 Pendahuluan ……………………………………………………………………………………………………………………….. 8 4.2. Penilaian Cepat ……………………………………………………………………………………………………………….. 9 4.3. Rincian Kegiatan Pelatihan dan Peningkatan Kapasitas yang Diselenggarakan ……………………………………………………….. 9
4.3.1 Kegiatan sosialisasi yang mendapat dukungan pemerintah………………………………………………………………9 4.3.2 Kesadaran dan vaksinasiampBahasa Indonesia: aigns……………………………………………………………………………….10 4.3.3 Pelatihan penyegaran untuk personel provinsi/kabupaten ……………………………………………12 4.3.4 Materi komunikasi dan edukasi dikembangkan dan didistribusikan ………………………13 4.3.5 Jumlah ternak di setiap area tempat proyek melakukan kegiatan ……………………….16 4.3.6 Infrastruktur skala kecil dibeli untuk meningkatkan biosekuriti ………………………………………..17 5. Pengembangan Pelatihan Biosekuriti ……………………………………………………………………………… 18 6. Kesimpulan ………………………………………………………………………………………………………………. 19 7. Daftar Inventaris Material ………………………………………………………………………………………………………. 20
1
1. Tentang LiveCorp
Australian Livestock Export Corporation Limited (LiveCorp) adalah badan industri nirlaba yang didanai melalui pungutan resmi yang dipungut atas ekspor ternak domba, kambing, sapi potong, dan sapi perah. LiveCorp adalah salah satu dari 15 Korporasi Penelitian dan Pengembangan Pedesaan (RDC) Australia.
LiveCorp merupakan satu-satunya RDC yang berfokus pada industri ekspor ternak dan berupaya untuk terus meningkatkan kinerja dalam kesehatan dan kesejahteraan hewan, efisiensi rantai pasokan, dan akses pasar. LiveCorp mewujudkannya dengan berinvestasi dalam penelitian, pengembangan, dan penyuluhan (RD&E) serta menyediakan layanan dan dukungan teknis dan pemasaran untuk meningkatkan produktivitas, keberlanjutan, dan daya saing industri ekspor ternak.
LiveCorp bekerja di beberapa area program, sering kali berkonsultasi erat dengan pemangku kepentingan industri lainnya, termasuk Pemerintah Australia, tetapi tidak terlibat dalam aktivitas agri-politik.
LiveCorp ingin mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Australia atas penyediaan dana hibah ini sebagai bagian dari upayanya untuk membantu Indonesia dan memperkuat kesiapan biosekuriti Australia. LiveCorp juga ingin mengucapkan terima kasih atas kemitraan, kontribusi, dan dukungan yang diberikan oleh Ikatan Ahli Peternakan Indonesia (ISAS/ISPI), Gabungan Pengusaha Sapi Potong Indonesia (GAPUSPINDO), Forum Animal Welfare Officers (AWO), eksportir Australia, importir Indonesia, lembaga Pemerintah Indonesia, dan anggota Program Ekspor Ternak (LEP) gabungan LiveCorp/Meat & Livestock Australia (MLA) yang semuanya memainkan peran penting dalam keberhasilan dan dampak program ini.
2. Pendahuluan
2.1. Wabah penyakit kaki dan mulut serta penyakit kulit bernanah di Indonesia
Penyakit kulit berlendir (LSD) terdeteksi di Indonesia pada bulan Maret 2022, yang berdampak signifikan pada industri peternakan Indonesia dan pasokan, aksesibilitas, serta keterjangkauan protein hewani nasional. Dampak wabah LSD diperparah oleh wabah penyakit kaki dan mulut (PMK) pada bulan Mei 2022.
LSD merupakan penyakit sapi lintas batas yang telah menyebar dengan cepat di seluruh dunia, dan baru-baru ini menyebar ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Penyakit ini diklasifikasikan sebagai penyakit yang wajib dilaporkan oleh Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (WOAH) karena pentingnya secara klinis dan ekonomi. Penyakit ini sangat patogen dan sulit diberantas tanpa vaksinasi. LSD ditandai dengan munculnya nodul kulit dan berdampak besar pada produksi ternak, produksi susu, kondisi tubuh hewan, kesuburan, dan kualitas kulit. Namun, meskipun tingkat morbiditas jangka panjang tinggi, antara 10-45%, tingkat mortalitas rendah, antara 1-5%.
FMD merupakan penyakit yang serius dan sangat menular.tagPenyakit menular yang menyerang hewan berkuku belah termasuk sapi, domba, kambing, unta, rusa, dan babi. Virus PMK dibawa oleh hewan hidup dan dalam daging serta produk susu, serta dalam tanah, tulang, kulit yang tidak diolah, kendaraan, dan peralatan yang digunakan dengan hewan yang rentan. Penyakit ini juga dapat dibawa melalui pakaian dan alas kaki manusia dan bertahan hidup dalam makanan beku, dingin, dan kering beku. Penyakit ini dapat berdampak signifikan pada produktivitas, kesehatan, dan kesejahteraan ternak, dan berpotensi menyebar dengan sangat cepat jika tidak dikendalikan secara efektif. Untuk PMK, morbiditas dapat mencapai 100% pada populasi yang rentan, sementara mortalitas umumnya rendah yaitu 1-5% pada hewan dewasa.
2
Menanggapi serangan LSD dan PMK, Pemerintah Indonesia menerapkan berbagai langkah untuk mengurangi dan mengendalikan penyebaran penyakit tersebut, dengan fokus utama pada PMK. Pemerintah Indonesia meluncurkan program vaksinasiamptindakan yang menargetkan hewan yang terdampak dan berisiko, meningkatkan sistem pengawasan dan pelaporan, serta memberlakukan karantina dan pembatasan pergerakan di zona wabah. Selain itu, pemerintah berupaya meningkatkan kesadaran publik dan memberikan dukungan kepada petani untuk mengurangi dampak pada mata pencaharian mereka. Upaya terkoordinasi ini bertujuan untuk mengendalikan wabah, mencegah penyebaran lebih lanjut, dan menstabilkan industri peternakan. Bisnis seperti tempat penggemukan ternak biasanya memiliki sumber daya dan pengetahuan yang memadai untuk mendapatkan vaksin dan memperkuat langkah-langkah biosekuriti dalam rantai pasokan mereka. Namun, petani kecil yang kapasitas keuangan dan aksesibilitasnya terhadap sumber daya pencegahan LSD dan FMD sangat terbatas, menimbulkan risiko yang nyata terhadap upaya pengelolaan penyakit nasional. Banyak pengumpan ternak dan importir menghubungi petani kecil di komunitas sekitar mereka untuk memberikan bantuan.
Lebih jauh lagi, karena dampak klinis dan ekonomi yang signifikan dari wabah FMD dan LSD pada industri sapi Indonesia, volume ekspor sapi Australia berkurang secara substansial sementara importir berusaha mendapatkan vaksin (terutama untuk FMD) dan menerapkan praktik biosekuriti dalam rantai pasokan mereka. Importir juga ragu-ragu untuk mendatangkan lebih banyak sapi pada awal tahun 2000-an.tagmengingat tingginya harga ternak di Australia dan ketidakpastian awal seputar ketersediaan vaksin. Wabah penyakit tersebut berdampak signifikan pada ketahanan pangan, aksesibilitas, dan keterjangkauan pangan Indonesia.
2.2. Program Hibah Dukungan dan Pelaksanaan Vaksin FMD dan LSD untuk Industri Ekspor Ternak
Menanggapi wabah LSD dan FMD di Indonesia, LiveCorp mengajukan proposal kepada Departemen Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Australia (DAFF atau departemen) pada akhir tahun 2022 dan menerima hibah sebesar $1.22 juta. Hibah tersebut bertujuan untuk meningkatkan tingkat vaksinasi ternak di Indonesia, mengurangi risiko penyakit pada sapi impor Australia, dan mendukung upaya industri sapi Indonesia untuk mengendalikan penyakit dan memberikan bantuan kepada masyarakat sekitar. LiveCorp menerima hibah tersebut sebagai bagian dari paket biosekuriti Pemerintah Australia senilai $14 juta yang bertujuan untuk mengelola risiko langsung penyakit kaki dan mulut serta penyakit kulit bernanah di Australia.
Hibah tersebut menyediakan pendanaan bagi industri ekspor ternak Australia untuk memanfaatkan hubungan jangka panjangnya dengan mitra dagang Indonesia guna mendukung upaya tanggap darurat dan penanggulangan penyakit di Indonesia; khususnya penerimaan dan akses vaksin LSD dan FMD. Kegiatan dalam hibah tersebut meliputi program vaksin penggantian biaya sebagian dari tempat penggemukan sapi/importir, dukungan untuk koordinasi dan logistik penyaluran vaksin ke masyarakat di sekitar tempat penggemukan sapi yang memelihara sapi Australia, kegiatan peningkatan kapasitas dan penjangkauan petani kecil, pelatihan lembaga pemerintah daerah, pelatihan biosekuriti bagi pekerja tempat penggemukan sapi dan rumah potong hewan, dan keterlibatan dengan Pemerintah Indonesia.
Tujuan dari program hibah ini adalah untuk meningkatkan efektivitas vaksinasi LSD dan FMD di Indonesia dalam rangka memberikan kontribusi terhadap:
· Menurunkan risiko bagi Australia akibat serangan FMD atau LSD · Meningkatkan kepercayaan bisnis untuk perdagangan ternak antara Australia dan Indonesia · Mendukung ketahanan pangan masyarakat Indonesia dengan bekerja sama dengan lembaga perdagangan kami
mitra.
Hasil yang direncanakan dari hibah ini adalah:
3
· Pengurangan kemungkinan dampak PMK terhadap masyarakat di sekitar tempat penggemukan/fasilitas yang memelihara ternak hasil penangkaran Australia di Indonesia.
· Pengurangan kemungkinan penularan di daerah sekitar tempat penggemukan/fasilitas tempat ternak yang dibiakkan di Australia dipelihara, sehingga mengurangi risiko infeksi di tempat penggemukan/fasilitas tersebut.
· Peningkatan penerimaan vaksinasi LSD · Meningkatnya kepercayaan untuk melanjutkan perdagangan · Perlindungan kesehatan dan kesejahteraan ternak impor Australia · Mengatasi kesenjangan yang diidentifikasi oleh Dewan Eksportir Ternak Australia (ALEC) dan
GAPUSPINDO.
Kegiatan hibah tersebut dilaksanakan dari Desember 2022 hingga Juni 2024 dan secara khusus dirancang untuk melengkapi dan memanfaatkan program manajemen penyakit darurat yang ada di Indonesia, termasuk inisiatif yang dijalankan oleh Pemerintah Indonesia dan Australia.
2.3. Keterlibatan pemangku kepentingan
Sepanjang perancangan dan penyampaian kegiatan program hibah, LiveCorp melibatkan pemangku kepentingan berikut untuk mempromosikan dan memandu proyek, mendapatkan dan mempertahankan dukungan, dan memastikan kegiatan selaras dengan kegiatan, prioritas, tujuan, dan sasaran pemangku kepentingan lainnya:
· ALEC · Eksportir Australia · Konselor Pertanian Australia melalui Kedutaan Besar Australia di Jakarta dan DAFF · Badan-badan Pemerintah Indonesia nasional dan provinsi, · Anggota industri ternak Indonesia termasuk GAPUSPINDO · ISPI · Forum AWO · Tim pasar LEP yang berbasis di Indonesia.
Salah satunya mantanampketerlibatan industri berada di awal tahun 2023. Selama di Indonesia, LiveCorp belajar dari GAPUSPINDO bahwa meskipun importir sangat mendukung program penggantian biaya vaksinasi LiveCorp, mereka mengalami tantangan dengan kepraktisan sasaran vaksinasi ternak lokal/zona penyangga. MisalnyaampTantangan yang ada termasuk rendahnya kesadaran dan keraguan terhadap vaksin di kalangan petani kecil, risiko yang dirasakan dari reaksi vaksin yang merugikan, dan masalah administratif/koordinasi yang dialami dengan program vaksinasi (yang telah berkembang sejak pengajuan hibah awal). Dalam memahami tantangan yang teridentifikasi ini, dan dengan persetujuan departemen, LiveCorp menanggapi dengan memperluas dukungan peluncuran program vaksin, koordinasi, dan kegiatan komunikasi hibah untuk memungkinkan pendanaan kegiatan kesadaran dan keterlibatan, pelatihan biosekuriti bagi petani dan pemerintah setempat, pengembangan dan penyebaran materi informatif/pelatihan, dan pembelian infrastruktur utama (skala kecil) untuk meningkatkan biosekuriti.
Kegiatan-kegiatan ini berkontribusi terhadap hasil peningkatan ketahanan petani kecil terhadap LSD, membangun kemampuan dan pengetahuan lokal untuk mencegah LSD memasuki pertanian lokal, mengurangi keraguan terhadap vaksinasi/pengobatan, dan menyebarluaskan informasi penting tentang LSD. Kegiatan-kegiatan tambahan tersebut meningkatkan hubungan dengan industri dan pemerintah Indonesia, mendatangkan nilai investasi yang lebih besar dalam hal mendukung vaksinasi lokal, dan meningkatkan penerimaan oleh masyarakat melalui kemitraan dengan penyedia Indonesia (GAPUSPINDO dan ISPI).
4
Dalam menanggapi pembelajaran dari keterlibatan pemangku kepentingan, dan sesuai dengan departemen, LiveCorp menggabungkan aktivitas komunikasi dan pendidikan tambahan, dan memperpanjang jangka waktu hibah selama dua belas bulan untuk memungkinkan penyerapan program yang lebih besar dan memaksimalkan hasil.
2.4. Manajemen program
Program hibah tersebut merupakan serangkaian kegiatan yang kompleks yang semuanya dikelola dan dikoordinasikan secara ketat oleh LiveCorp. Manajemen dan koordinasi program sehari-hari disediakan oleh Manajer Program Kemampuan Industri LiveCorp yang memiliki latar belakang dan keahlian dalam akses pasar dan kesiapsiagaan penyakit darurat. Pengawasan atas pemberian hibah serta komunikasi dan manajemen hubungan pemangku kepentingan, tata kelola dan persyaratan hukum, dll. disediakan oleh CEO dan Manajer Program Senior LiveCorp, dengan manajemen keuangan disediakan oleh Manajer Keuangan & Operasional LiveCorp. Pemberian kegiatan terus dievaluasi terhadap tujuan dan maksud hibah dan disesuaikan sebagaimana diperlukan untuk memastikan keberhasilan pencapaiannya. Risiko diidentifikasi dan dikelola sebelum dan selama proyek seiring dengan meningkatnya pengetahuan LiveCorp tentang lingkungan di Indonesia. LiveCorp menyesuaikan manajemen program sebagaimana diperlukan untuk mengatasi risiko apa pun (sebagaimana disebutkanample di atas). Tidak ada masalah konflik kepentingan yang diidentifikasi atau diungkapkan kepada LiveCorp selama proyek berlangsung yang memerlukan manajemen dalam aktivitas yang didanai hibah.
3. Program penggantian biaya vaksinasi FMD dan LSD
3.1 Program selesaiview
Komponen hibah ini mendanai pengembangan program penggantian biaya sebagian vaksinasi sapi impor Australia terhadap LSD dan ternak lokal terhadap LSD dan FMD. Program ini bertujuan untuk menciptakan kantong-kantong kekebalan yang mencakup tempat penggemukan sapi dan zona penyangga biosekuriti hingga sepuluh kilometer di sekitar fasilitas. Kantong-kantong ini dimaksudkan untuk membantu menurunkan risiko keseluruhan terhadap tempat penggemukan sapi dan sapi impor, membantu mengurangi penyebaran dan dampak penyakit, dan untuk mendukung kesejahteraan petani kecil yang terkait dengan komunitas tersebut. Banyak petani di sekitar tempat penggemukan sapi di Indonesia adalah petani kecil yang memiliki satu atau dua ekor sapi. Meningkatnya tingkat vaksinasi di komunitas ini mendukung perlindungan ternak dan mata pencaharian.
Program ini terbuka untuk importir dan operator feedlot Indonesia yang memiliki sapi dari Australia, dan eksportir Australia. Program ini memberikan penggantian biaya pembelian vaksin LSD sebesar lima puluh persen untuk
5
Sapi hasil penangkaran Australia dan penggantian biaya sebesar lima puluh persen untuk pembelian vaksin LSD dan FMD untuk ternak lokal. Untuk ternak lokal, biaya tetap sebesar $1.25 juga dapat diklaim per hewan untuk peralatan dan biaya yang terkait dengan logistik dan koordinasi pengiriman vaksin ke masyarakat sekitar.
Awalnya, penerimaan penggantian biaya vaksin lebih lambat dari yang diharapkan. Seperti disebutkan di atas, melalui keterlibatan dan kolaborasi dengan GAPUSPINDO dan ISPI, terlihat jelas bahwa keterbatasan akses dan distribusi vaksin di Indonesia menyulitkan importir untuk mengakses vaksin melalui program yang tersedia. Tantangan ini disebabkan oleh berbagai kerumitan; jalur distribusi geografis; pembatasan pergerakan biosekuriti; serta komunikasi dan manajemen lintas sektor. Oleh karena itu, hibah ini dirancang untuk mendukung pembelian vaksin melalui jalur komersial. Namun, juga diidentifikasi bahwa keraguan terhadap vaksin karena kurangnya kesadaran, terutama di kalangan petani kecil, juga berkontribusi terhadap lambatnya penerimaan hibah. Melalui proyek terpisah yang didanai berdasarkan hibah tersebut, yang ditetapkan di bawah ini, LiveCorp bermitra dengan GAPUSPINDO dan ISPI untuk mengembangkan materi pendidikan dan menyelenggarakan acara pelatihan untuk mengatasi tantangan ini. Penyelesaian proyek tambahan ini berkontribusi pada peningkatan penerimaan program penggantian biaya vaksin secara signifikan sepanjang tahun 2023.
Perpanjangan hibah hingga tahun 2024 memungkinkan LiveCorp dan Pemerintah Australia untuk terus menyediakan dukungan vaksinasi dan biosekuriti yang sangat dibutuhkan bagi industri peternakan sapi potong di Indonesia dan para petani kecil di sekitarnya. LiveCorp terus membangun zona penyangga di sekitar peternakan sapi potong yang menampung sapi Australia dan membantu Indonesia dalam mengendalikan penyebaran FMD dan LSD.
3.2 Proses manajemen dan penilaian aplikasi
Salah satu tujuan utama program ini adalah untuk meningkatkan tingkat vaksinasi LSD dan FMD pada ternak yang sangat dibutuhkan di Indonesia. Untuk mencapai hal ini, dan memastikan penerapannya, program penggantian biaya dirancang khusus agar efisien dan efektif secara administratif dan logistik, didukung oleh tata kelola yang kuat yang memberikan integritas dan transparansi, dan memastikan keabsahan aplikasi. LiveCorp berupaya untuk bekerja dengan struktur, aktivitas, dan prioritas yang ada di Indonesia daripada mengganggu inisiatif yang sudah ada atau berupaya membangun program baru. Misalnyaample, hal ini dicapai dengan memungkinkan pengumpan/importir Indonesia untuk mendapatkan vaksin dan peralatan melalui pemasok mereka yang biasa, daripada program pasokan berbasis hibah baru yaitu harus membeli vaksin melalui LiveCorp atau penyedia tertentu. LiveCorp memahami bahwa manajemen rantai dingin yang efektif dan dosis diikuti sesuai dengan petunjuk pabrik. Misalnyaample, vaksin disimpan dalam lemari pendingin obat yang terletak di tempat penggemukan, dalam kotak pendingin saat diangkut ke dan dari properti, dll. Hasil LSD atau FMD yang tidak terdeteksi pada hewan yang divaksinasi mengonfirmasi efektivitas vaksin yang diberikan melalui program hibah.
LiveCorp menetapkan proses pengajuan dan klaim terstruktur dua langkah untuk alokasi pendanaannya. Hal ini memastikan bahwa LiveCorp tidak mengalokasikan dana yang tersedia melalui hibah secara berlebihan. Pengajuan diajukan dengan perkiraan jumlah vaksinasi, sementara formulir klaim mencantumkan jumlah vaksinasi yang sebenarnya. Bukti harus disertakan pada setiap formulir klaim sehingga pembayaran hanya diganti untuk apa yang telah diserahkan. Pengajuan dan klaim dinilai dan diverifikasi oleh LiveCorp untuk kelengkapan dan pemenuhan kriteria kelayakan, sebelum disetujui secara resmi oleh manajemen eksekutif. Beberapa klaim diizinkan per pengajuan.
Pendanaan tersedia untuk:
· Penggantian biaya vaksinasi LSD sebesar 50% untuk sapi yang dibiakkan di Australia
6
· Penggantian biaya vaksinasi LSD sebesar 50% untuk ternak lokal · Penggantian biaya vaksinasi FMD sebesar 50% untuk ternak lokal · Penggantian biaya AUD$1.25 per vaksinasi untuk biaya peralatan (misalnya APD, jarum suntik, dll)
untuk ternak lokal. Rincian berikut diperlukan sebagai bagian dari proses aplikasi untuk verifikasi dan persetujuan:
· rincian bisnis dan kontak pemohon (termasuk koordinat GPS untuk lokasi) · perkiraan jumlah vaksin yaitu jumlah ternak Australia dan lokal yang direncanakan untuk divaksin
divaksinasi · rincian ternak yang akan divaksinasi (ternak Australia, ternak lokal di zona penyangga atau keduanya, dan
spesies) · perkiraan biaya peralatan dan vaksinasi · perkiraan jangka waktu vaksinasi.
Rincian berikut diperlukan sebagai bagian dari proses klaim untuk verifikasi dan persetujuan:
· rincian pemohon dan bisnis · jumlah aktual dan rincian ternak yang divaksinasi dan vaksin yang dibeli · bukti untuk mendukung dan memverifikasi jumlah vaksinasi yang dibeli dan diberikan misalnya
foto, faktur vaksin yang dibeli · biaya sebenarnya vaksinasi dan peralatan.
3.4 Hasil akhir vaksinasi dari program penggantian biaya
3.4.1
Aplikasi dan klaim diajukan
Jumlah Vaksin yang disetujui
Aplikasi
Obat Kuat LSD
27
Aplikasi
Penyakit Menular Seksual (PMS)
4
Mengeklaim
Obat Kuat LSD
46
Mengeklaim
Penyakit Menular Seksual (PMS)
4
Jumlah total yang ditolak 0 3 0 0
Beberapa klaim diizinkan per aplikasi.
Tidak ada masalah konflik kepentingan yang perlu dicatat.
3.4.2
Tingkat vaksinasi telah tercapai
Jenis
Vaksin
Sapi Australia
Obat Kuat LSD
Sapi lokal
Obat Kuat LSD
Sapi lokal
Penyakit Menular Seksual (PMS)
Domba dan kambing lokal
Penyakit Menular Seksual (PMS)
Total
LSD dan FMD
Jumlah ternak yang divaksinasi (ekor) 382,647 8,142 1,838 12,400 405,027
7
% ·
Bahasa Indonesia: % %
%
%
Menjelang akhir periode kegiatan hibah, alih-alih membuka putaran vaksinasi penggantian biaya tambahan, dan dengan persetujuan dari departemen, sisa dana disalurkan ke perluasan komponen pendidikan untuk kegiatan di provinsi tambahan di Indonesia guna menciptakan dampak yang maksimal. Meskipun jumlah akhir ternak yang divaksinasi lebih rendah dari yang direncanakan semula, kegiatan pendidikan dan komunikasi yang dilakukan secara langsung menghasilkan peningkatan jumlah importir dan pemilik peternakan yang mengikuti program penggantian biaya. Melaksanakan kegiatan peningkatan pengetahuan dan kapasitas seperti itu di masyarakat ini menghasilkan peningkatan kemampuan dalam pengelolaan penyakit dan penerimaan vaksin yang akan terus menguntungkan Indonesia dan industri peternakan di masa mendatang.
4. Memperkuat Ketahanan Petani Kecil terhadap Ancaman LSD
4.1 Pendahuluan
Sebagai organisasi yang mewakili peternak sapi potong di Indonesia, GAPUSPINDO bekerja sama erat dengan para pemangku kepentingan utama dan lembaga pemerintah seperti Kementerian Pertanian Indonesia, DAFF, badan industri ekspor ternak Australia (LiveCorp, ALEC, dan LEP), serta berbagai importir dan eksportir ternak. Organisasi ini memainkan peran penting dalam membentuk kebijakan dan mengadvokasi sektor sapi potong nasional. Banyak importir ternak Australia yang menjadi anggotanya. ISPI merupakan forum bagi para profesional peternakan di Indonesia. ISPI berfokus pada pemberian bantuan untuk mendukung peternak sapi potong dan masyarakat, khususnya petani kecil. ISPI sebelumnya telah melaksanakan proyek untuk Pemerintah Australia.
8
Seperti disebutkan di atas, selama pelaksanaan program penggantian biaya vaksin, GAPUSPINDO dan ISPI memberi tahu LiveCorp tentang sejumlah tantangan yang memengaruhi penerimaan, termasuk khususnya keraguan terhadap vaksin di kalangan petani kecil. Untuk mengatasi tantangan ini, LiveCorp bermitra dengan kedua organisasi tersebut untuk mengembangkan proyek yang ditargetkan. Proyek tersebut menyediakan dana untuk kegiatan sosialisasi, peningkatan kesadaran dan keterlibatan, pelatihan biosekuriti bagi petani lokal dan personel pemerintah, pengembangan dan penyebaran materi pendidikan dan pelatihan, vaksinasi ternak petani kecil, dan pembelian infrastruktur utama (skala kecil) untuk meningkatkan biosekuriti. Kegiatan-kegiatan ini berkontribusi terhadap hasil peningkatan ketahanan petani kecil terhadap LSD, membangun kemampuan dan pengetahuan lokal untuk mencegah LSD memasuki pertanian lokal, mengurangi keraguan terhadap vaksinasi/pengobatan, dan penyebaran informasi utama tentang LSD. Pengetahuan dan hubungan yang dibawa oleh ISPI dan GAPUSPINDO sangat penting dalam memperoleh dukungan pemerintah Indonesia di semua tingkatan, dan mengembangkan materi yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk membangun kemampuan mereka dalam biosekuriti. LiveCorp berkonsultasi dengan departemen dan diberi izin untuk memasukkan komponen ini dan aktivitasnya untuk memastikan dampak maksimal.
4.2. Penilaian cepat
Untuk lebih memahami tantangan yang harus diatasi, dan untuk mengembangkan cakupan dan metodologi kegiatan proyek, ISPI melakukan penilaian cepat awal. Penilaian ini bertujuan untuk memahami tantangan yang dihadapi oleh lembaga peternakan dan kesehatan hewan di tingkat provinsi dan kabupaten, peternak dan peternak terkait dengan wabah LSD di Indonesia dan respons penyakit nasional. Penilaian ini juga menilai proses dan upaya saat ini yang dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit, dan mengidentifikasi kegiatan apa yang diperlukan untuk mengatasi tantangan ini.
Penilaian cepat dilakukan selama tiga bulan dan memiliki tujuan berikut:
· Mengumpulkan informasi tentang program/kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit DBD dan pelaksanaan operasionalnya di lapangan pada berbagai instansi/unit/responden di empat provinsi di Indonesia (Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur ...ampung, Banten, Jawa Barat) dan 15 kabupaten yang memiliki 23 lokasi penggemukan sapi, serta melakukan asesmen kondisi peternak sapi potong rakyat di sekitar lokasi penggemukan sapi.
· Mengidentifikasi isu-isu utama dan merekomendasikan solusi yang tepat. · Memanfaatkan temuan dari penilaian cepat untuk merancang proposal/proyek selanjutnya.
Temuan kajian cepat tersebut digunakan untuk menentukan kegiatan apa yang harus dilakukan oleh ISPI dan GAPUSPINDO untuk membangun ketahanan petani kecil terhadap ancaman LSD di Indonesia.
4.3. Rincian kegiatan pelatihan dan peningkatan kapasitas yang diberikan
4.3.1 Kegiatan sosialisasi yang mendapatkan dukungan pemerintah Pertemuan sosialisasi diadakan selama proyek berlangsung dengan pejabat Pemerintah Indonesia pusat dan daerah serta para petani pengolah tanah di lokasi-lokasi penting untuk mengomunikasikan tujuan, sasaran, dan kegiatan proyek. Pertemuan-pertemuan ini sangat penting dalam mendapatkan dukungan pemerintah di semua tingkatan. Selama pertemuan-pertemuan ini, lokasi dan tanggal untuk kegiatan penyadaran dan vaksinasi petani kecil ditentukan.ampAcara-acara lain juga disetujui. Dengan mendapatkan dukungan, acara-acara penyadaran dan vaksinasi kemudian didukung dan dihadiri oleh pejabat pemerintah, yang membantu menyatukan masyarakat dan memberikan keyakinan pada legitimasi dan nilai acara-acara tersebut. Yang terpenting, tim proyek terlibat dengan Direktorat Jenderal Kesehatan Hewan dan Layanan Peternakan dari Kementerian Pertanian secara rutin selama proyek berlangsung. Hal ini membantu mencapai tujuan proyek.
9
tujuan dan memungkinkan Pemerintah Indonesia untuk mengamati keberhasilan program, dan terlibat erat dengan GAPUSPINDO dan ISPI. Keberhasilan keterlibatan ini ditunjukkan dengan penggabungan komponen dan pembelajaran dari kegiatan proyek ke dalam pendekatan manajemen penyakit pemerintah nasional Indonesia. Sebanyak 14 kegiatan sosialisasi/pertemuan diadakan dengan instansi pemerintah provinsi/kabupaten di lokasi berikut:
· Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat · Pemerintah Kabupaten Bandung, Jawa Barat · Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat · Pemerintah Daerah Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara · Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Tengah,ampKabupaten ung · Pemerintah Kabupaten Pesawaran · Pemerintah Daerah Yogyakarta dan Gunung Kidal
4.3.2 Kesadaran dan vaksinasiampmendukung kesadaran LSD dan vaksinasi campKegiatan ini dikoordinasikan dan dilaksanakan di desa-desa di lima provinsi prioritas Indonesia yang dipilih berdasarkan jumlah peternakan sapi dan prevalensi LSD di wilayah tersebut pada saat itu. Provinsi-provinsi tersebut adalah Jawa Barat, Banten, Sumatera Utara, Sumatera Barat ...ampung dan Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta. Kesadaran campKegiatan ditujukan untuk mendidik petani kecil dan masyarakat sekitar tempat penggemukan sapi tentang LSD (dan FMD), cara mencegahnya, dan tindakan apa yang perlu diambil jika sapi terpapar. Ini termasuk pengembangan dan distribusi materi komunikasi dan pendidikan (misalnya poster dan pamflet) serta acara kesadaran masyarakat. Pada acara kesadaran masyarakat, presentasi diberikan oleh pejabat pemerintah daerah, pemimpin industri sapi, ahli penyakit hewan/keamanan hayati, manajemen ternak dan ahli veteriner. Selain itu, topik-topik seperti manajemen sapi potong praktik terbaik dan peternakan hewan disertakan untuk membangun kemampuan di antara masyarakat pertanian lokal. Pada akhir setiap acara, petani kecil ditawari kesempatan untuk memvaksinasi ternak mereka terhadap LSD, dengan perawatan setelahnya. Seratus persen peserta petani kecil menerima dan ternak mereka divaksinasi segera setelah sesi.
10
Sebanyak 686 orang hadir dan menerima pelatihan. Pesertanya termasuk, tetapi tidak terbatas pada, 503 petani kecil, pejabat pemerintah, dan petugas kesehatan hewan setempat.
Sebanyak 2,400 ternak petani kecil di lima provinsi telah divaksinasi secara langsung sebagai hasil dari program vaksinasi tersebut.ampaign. Secara tidak langsung, keraguan petani kecil berkurang, yang diyakini telah mendukung upaya vaksinasi pemerintah dan peternak kecil di tempat penggemukan di luar program. Pada acara tersebut, para petani kecil yang hadir menyuarakan rasa terima kasih mereka atas program tersebut dan kepositifan serta keamanan yang dibawanya ke rumah tangga dan komunitas mereka. Petani kecil masing-masing memiliki satu hingga dua ternak, dan hilangnya satu hewan menyebabkan dampak yang menghancurkan bagi mata pencaharian mereka.
Kesadaran dan vaksinasi campAksi ini berlangsung di lima Provinsi Indonesia terpilih di delapan lokasi berikut:
Lokasi acara vaksinasi
Cianjur Bandung Garut Cantral Lampung Deli Serdang Lamtend Lampung Pesawaran Lampung Yogyakarta Total
Jumlah ternak yang divaksinasi (hd)
Jumlah petani yang hadir
300
31
300
14
300
96
300
9
300
41
300
96
300
106
300
110
2400
503
Bahan-bahan yang digunakan selama acara vaksinasi petani kecil meliputi:
Jenis bahan
Jumlah yang dikembangkan Jumlah lokasi yang didistribusikan ke
Peralatan/bahan vaksinasi dan produk perawatan kesehatan ternak.
Cukup untuk vaksinasi 2400 ekor sapi
5 provinsi, 15 kabupaten dan 24 lokasi pertanian
APD
150 buah
5 provinsi, 15 kabupaten dan 24 lokasi pertanian
11
4.3.3 Pelatihan penyegaran bagi personel provinsi/kabupaten Pelatihan penyegaran dirancang untuk memperbarui dan meningkatkan pengetahuan personel pemerintah provinsi/kabupaten tentang pencegahan dan pengendalian LSD. Peserta biasanya meliputi tenaga medis, paramedis, pemberi vaksin, ilmuwan hewan, dokter hewan, dan petugas kesehatan hewan distrik. Pelatihan penyegaran diadakan di lokasi berikut:
· Jawa Barat · Banten · Yogyakarta Sebanyak 140 personel telah mengikuti pelatihan. Peningkatan pengetahuan yang diperoleh dari pelatihan terukur dan mencapai rata-rata 15.5%.
12
4.3.4 Materi komunikasi dan edukasi dikembangkan dan didistribusikan Materi komunikasi dan edukasi dikembangkan, didistribusikan, dan dipajang di banyak lokasi di seluruh provinsi tempat kegiatan proyek dilaksanakan. Materi tersebut biasanya difokuskan pada peningkatan kesadaran tentang LSD, cara mengidentifikasinya, pentingnya dan keamanan vaksinasi, serta cara mendapatkan dukungan dan bantuan. Materi tersebut didistribusikan ke desa-desa, peternakan, tempat penggemukan ternak, kantor pemerintah daerah, dan lokasi lain, khususnya di masyarakat tempat kegiatan kesadaran dan vaksinasi proyek diadakan. Rincian lebih lanjut tentang materi yang dikembangkan disediakan di bawah ini.
Jenis bahan
Poster Spanduk luar Spanduk dalam Video Buku saku manual
Jumlah yang dikembangkan Jumlah lokasi yang didistribusikan ke
4400 210 210 2 1250
24
24
24 Beredar luas dan terus menerus digunakan untuk pendidikan 24
13
Deskripsi materi yang dikembangkan
Gambar material
1
Poster yang menjelaskan tanda-tanda klinis LSD
2
Poster untuk mendorong pengambilan tindakan
melalui biosekuriti untuk mencegah penyebaran
dari LSD.
Poster tersebut juga mencantumkan tindakan biosekuriti sederhana yang dapat diterapkan oleh petani.
3
Poster untuk mengajak petani untuk melakukan vaksinasi
ternak yang sehat sebelum infeksi terjadi.
14
4
Poster untuk menawarkan bantuan untuk merawat dan
mengobati ternak yang sedang terinfeksi
dengan LSD.
5
Spanduk yang berisi pesan tentang
kebutuhan bagi petani, pembeli ternak dan
pemangku kepentingan lainnya untuk meningkatkan kewaspadaan dan
waspadalah terhadap ancaman LSD.
6
Buku Panduan Penyakit Kulit Berbenjol-benjol untuk petugas lapangan
7
Buku pegangan manajemen sapi potong
15
8
Video edukasi (2) tentang LSD, kontrol,
vaksinasi, perawatan kesehatan, perawatan sapi potong
dan manajemen, praktik biosekuriti dan
panduan.
Wilayah dimana materi didistribusikan: Keswan Ditjen PKH Dinas Prov Jabar Dinas Kab Cianjur Dinas Kab Bandung Dinas Kab Garut Dinas Kab Purwakarta Dinas Kab Subang Dinas Kab Bogor Dinas Kab Sukabumi Dinas Kab Bandung Barat Dinas Prov Lampung Dinas Kab Lamteng Dinas Kab Pesawaran Dinas Kab Lamsel
Dinas Kab Deli Serdang Dinas Kab Langkat Dinas Kab Asahan Dinas Prov Banten Dinas Kab Serang Dinas Kab Tangerang BVet Medan ISPI (PB PW) Instansi terkait (Kedubes, LEP, Livecorp, dll) Dit cakupan PKH Stok Yogyakarta Dinas Prov Sumut
4.3.5 Jumlah ternak di setiap wilayah tempat proyek dilaksanakan Jumlah total ternak di wilayah tempat proyek dilaksanakan diperkirakan mencapai 1,194,926 ekor (seperti yang ditunjukkan pada tabel di bawah). Proyek ini mencakup pelatihan pejabat pemerintah, petugas kesehatan hewan, dokter hewan, dan peternak kecil. Informasi dan keterampilan yang telah dipelajari oleh personel ini akan dapat dibagikan di masyarakat di masa mendatang dan berpotensi memberikan dampak positif pada ternak ini.
16
Angka-angka di bawah ini menggambarkan populasi sapi potong di lokasi tersebut dari tahun 2023 hingga 2024.
Lokasi (Provinsi/Kabupaten) Jumlah Sapi (ekor) Sumber Data
1 Jawa Barat a. Bandungb. Garut c. Subang d. Purwakarta e. Cianjur
2.Banten a. Serang b. tangerang
3 Sumatera Utara a. Deli Serdangb. Langkat c. Asahan
4 Lampung a. Pesawaran b. Lamteng c. Lamsel
5 DI. Jogjakarta a. Gunung Kidul TOTAL
131,160 20,812 34,888 21,969 13,901 39,590 43,309 5,607 37,702
492,863 124,638 220,992 147,233 513,406
Telepon 21,625 367,692 124,089
Telepon 14,188 14,188 1,194,926
CBS 2023
CBS 2022 CBS 2022 CBS 2021 KUARTAL I 2024
4.3.6 Infrastruktur skala kecil dibeli untuk meningkatkan biosekuriti Tidak ada infrastruktur skala kecil yang dibeli melalui proyek ini; namun, peralatan untuk meningkatkan biosekuriti telah dibeli (tercantum dalam bagian 4.3.2 di atas). Awalnya diperkirakan bahwa infrastruktur mungkin perlu dibeli untuk mendukung proyek, tetapi seiring berjalannya kegiatan, dipahami bahwa hal itu tidak diperlukan.
17
5. Pengembangan Pelatihan Biosekuriti
Forum Animal Welfare Officers (AWO) adalah asosiasi sukarelawan AWO Indonesia yang mengelola penerapan dan kepatuhan praktik serta pelatihan kesejahteraan hewan di seluruh industri peternakan Indonesia. Forum AWO memiliki pengalaman dalam mengembangkan dan memberikan berbagai pelatihan praktis dan terarah bagi para anggotanya serta pekerja di tempat penggemukan dan rumah potong hewan.
LiveCorp melibatkan Forum AWO untuk mengembangkan program pelatihan bagi ketahanan hayati, kesejahteraan, dan pengelolaan penyakit hewan, yang ditujukan bagi pekerja rumah potong hewan dan tempat penggemukan.
Program pelatihan ini disampaikan oleh dokter hewan spesialis, peneliti universitas, dan perwakilan industri mapan dan mencakup modul-modul berikut:
· Identifikasi dan pencegahan FMD dan LSD o Identifikasi: menjelaskan ciri-ciri dan gejala FMD dan LSD. o Metode pencegahan: memberikan informasi tentang tindakan pencegahan untuk menghindari infeksi pada ternak, termasuk praktik yang harus dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit. o Vaksinasi: memberikan panduan tentang jenis vaksin yang tersedia untuk FMD dan LSD, serta jadwal dan prosedur vaksinasi yang harus diikuti untuk melindungi ternak dari penyakit ini.
· Praktik biosekuriti o Praktik biosekuriti menggunakan alat pelindung diri (APD): menjelaskan pentingnya penggunaan APD dalam menjaga biosekuriti, termasuk jenis APD yang harus digunakan oleh pekerja di industri peternakan. o Disinfeksi: memberikan pedoman tentang teknik, proses, dan bahan yang digunakan untuk mendisinfeksi area, peralatan, dan kendaraan ternak untuk mencegah penyebaran penyakit melalui rantai pasokan ternak.
· Kesejahteraan hewan serta pengelolaan dan pengobatan penyakit o Kesejahteraan hewan: menjelaskan prinsip-prinsip kesejahteraan hewan, termasuk kondisi hidup yang baik, perawatan yang tepat, dan perlakuan manusiawi terhadap ternak. o Pengelolaan dan pengobatan penyakit pada ternak: memberikan informasi tentang strategi pengelolaan kesehatan untuk ternak, termasuk identifikasi penyakit, tindakan pengobatan, dan pemulihan hewan yang sakit.
· Kesejahteraan hewan dan ketertelusuran o Kesejahteraan hewan: menjelaskan pentingnya kesejahteraan hewan setiap saat, terutama selama hari raya keagamaan saat ternak sangat dibutuhkan. Ini termasuk menjaga standar kesejahteraan dan kesehatan hewan sebelum, selama, dan setelah penyembelihan. o Ketertelusuran: memberikan panduan tentang pelacakan asal dan pergerakan ternak melalui rantai pasokan dan memastikan penanganan yang benar untuk memenuhi standar kesehatan dan kesejahteraan yang disetujui dan ditetapkan dengan baik.
Untuk memaksimalkan dampak pelatihan, pelatihan ini dilaksanakan di lokasi-lokasi yang memiliki banyak rumah potong hewan atau tempat penggemukan ternak yang dipasok melalui ekspor ternak, termasuk:
· Jakarta · Bogor · Jawa Barat
18
Setelah pelatihan, semua peserta dibawa ke tempat pemotongan hewan atau tempat penggemukan untuk melihat praktik yang baru saja mereka pelajari dan ditindaklanjuti secara langsung. Pelatihan ini sangat menarik dan interaktif, dengan peserta diminta untuk menunjukkan pelajaran yang diajarkan kepada mereka (misalnya cara mengenakan APD secara efektif tergantung pada penyakit yang mereka hadapi atau tingkat biosekuriti yang diperlukan di area tertentu di fasilitas tersebut). Sebanyak 135 orang dilatih. Efektivitas pelatihan dinilai melalui tes sebelum dan sesudah sesi pelatihan. Pada awal sesi, tes menunjukkan pemahaman materi pelajaran rata-rata 45-65% dan setelah pelatihan meningkat menjadi skor rata-rata 89100-XNUMX%.
Selain pelatihan biosekuriti dan kesehatan hewan, kesejahteraan dan pengelolaan penyakit, Forum AWO mengembangkan daftar periksa biosekuriti yang dapat didistribusikan dan digunakan oleh tempat penggemukan, rumah potong hewan, dan bisnis peternakan terkait lainnya.
6. Kesimpulan
Selama periode hibah, LiveCorp telah melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk kelompok industri ternak Australia dan Indonesia, eksportir, importir, dan badan pemerintah. Program ini diadaptasi dan disempurnakan beberapa kali, dengan persetujuan dari departemen, setelah menerima umpan balik untuk memastikan penerapan maksimum dan dampak positif dicapai melalui berbagai kegiatan yang dilakukan. Pendekatan responsif dan adaptif terhadap informasi dan saran baru yang dikomunikasikan kepada LiveCorp dari mitranya di Indonesia selama hibah berlangsung, merupakan komponen utama keberhasilan program. Program hibah ini rumit, melibatkan berbagai kegiatan dan komponen yang dikelola oleh LiveCorp. Berbagai tantangan dipantau dan ditangani seiring berjalannya proyek, dengan evaluasi berkelanjutan untuk memastikan tercapainya tujuan. Melalui proses yang bermakna dan mendalam ini, LiveCorp berhasil memvaksinasi lebih dari 400,000 hewan dan mendukung pemiliknya melalui masa yang sangat sulit. Seperti yang dimaksudkan pada awalnya, vaksinasi ternak ini menciptakan kantong kekebalan dan zona penyangga di sekitar tempat penggemukan yang menampung ternak Australia, dan membantu mengurangi penyebaran dan pengendalian penyakit. Melalui program ini, LiveCorp dapat mendukung mitra-mitranya dalam menciptakan kapasitas dan kemampuan di masyarakat untuk melindungi diri mereka sendiri dan mata pencaharian mereka dari penyakit melalui dukungan material.
19
pengembangan dan pendidikan dalam bidang biosekuriti, manajemen dan pencegahan penyakit, serta kesehatan dan kesejahteraan. Pembelajaran ini akan diwariskan kepada generasi mendatang.
Secara keseluruhan, program hibah ini berhasil meningkatkan upaya vaksinasi, meningkatkan langkah-langkah biosekuriti, dan mendukung industri peternakan dan petani kecil Indonesia dalam mengelola dan mengendalikan wabah FMD dan LSD. Beberapa hal penting dan hasil dari program hibah ini antara lain:
· Vaksinasi terhadap 407,427 ekor ternak di Indonesia, di provinsi yang mempunyai risiko penularan tertinggifile untuk LSD dan FMD, dan kepadatan ternak sapi Australia tertinggi
· Mendukung upaya Indonesia untuk mengurangi penyebaran LSD dan FMD · Pendidikan 826 pegawai pemerintah dan petani kecil, yang akan terus berlanjut
memberikan manfaat bagi masyarakat lokal dan ternak di masa depan · mengatasi keraguan terhadap vaksin dan mencapai tingkat vaksinasi yang tinggi pada petani kecil
peserta · meningkatkan kepercayaan diri dan kemampuan personel pemerintah untuk memahami, mengelola dan
menanggapi wabah LSD dan FMD di komunitas mereka · melatih 140 personel pemerintah provinsi/kabupaten dalam biosekuriti dan penyakit
manajemen · pelatihan 135 personel rantai pasokan dalam praktik biosekuriti · perlindungan mata pencaharian dan ketahanan pangan Indonesia selama masa sulit, sementara
juga melindungi ternak Australia dan biosekuriti Australia · bekerja sama dengan mitra dagang industri untuk mencapai tujuan mereka, mengembangkan niat baik dan
memperkuat hubungan · memberikan kesempatan kepada importir/pemasok lot Indonesia untuk membantu negara-negara di sekitarnya
komunitas yang didukung oleh industri dan pemerintah Australia · membangun pengetahuan dan kemampuan yang akan terus memberikan manfaat bagi komunitas tersebut dan masyarakat
ternak menuju masa depan · mencapai dampak signifikan dan peningkatan pengetahuan dengan memberikan budaya
komunikasi dan pendidikan yang tepat dalam bahasa lokal. · membangun hubungan, kehadiran dan hubungan baik dengan petani kecil. · memperkuat koneksi yang sudah ada, menjadikan Australia sebagai negara yang terpercaya dan pilihan.
mitra dagang.
Program ini mendapat apresiasi luas dan terbuka dari semua pihak yang terlibat dan diadopsi ke dalam pendekatan tanggap penyakit nasional Indonesia. LiveCorp ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada Pemerintah Australia, khususnya Departemen Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan atas dukungannya dalam menjalankan program hibah ini.
7. Daftar Inventaris Material
Semua materi yang dikembangkan sehubungan dengan program hibah ini dapat ditemukan tersedia untuk umum di LiveCorp website: https://livecorp.com.au/report/48XM5wPJZ6m9B4VzMmcd3g
20
Dokumen / Sumber Daya
![]() |
Program Dukungan dan Implementasi Vaksin FMD dan LSD LIVECORP [Bahasa Indonesia:] Instruksi Program Dukungan dan Pelaksanaan Vaksin FMD dan LSD, Program Dukungan dan Pelaksanaan Vaksin, Program Pelaksanaan |